Jumat, Juli 20

Kebijakan Gorbachev yang mengubah Uni Soviet


Uni soviet adalah salah satu negara besar pasca perang dunia II. Amerika dan Uni Soviet adalah dua negara besar yang pada pasca perang dunia II, muncul sebagai negara besar dengan paham mereka masing-masing. Setelah itu keduanya segera terlibat dengan perang dingin yang sengit. Kedua negara tersebut sangat keras kepala dalam menyebarkan ideologi mereka dan tidak mau mengalah satu sama lain. Dengan ini maka dunia seakan ditemboki menjadi Barat yang “Kapitalis” dan Timur yang “Sosialis”.  Kekuatan kedua kubu ini menyedot seluruh perhatian dunia. Hingga pada tahun 1990an, Amerika keluar sebagai pemenang dari perang dingin. Setelah sekian waktu kedua negara tersebut berperang dalam artian ‘ideologi’ akhirnya Amerika keluar sebagai menang setelah terjadi kehancuran pada tubuh Uni Soviet itu sendiri.
Awal kehancuran Uni Soviet
Setelah nikita Khruschev mundur bulan oktober 1964 pucuk pimpinan Sentral Partai Komunis dipegang oleh Leonid Brezhnev. Dengan naiknya Brezhnev berarti menguatnya kembali kubu konservatif partai yang dimana membawa Uni Soviet kembali ke era Stalin. Jika pada masa Khruschev terjadi Destalinisasi maka pada masa Brezhnev maka terjadi Dekhruschevsasi. Setelah Voroshilow pensiun. Brezhnev menduduki posisi penting sebagai Ketua Dewan Tertinggi Uni Soviet. Hal ini terjadi sebelum Khruschev memebersihkan orang-orang yang menentang kebijakan demokratisasi Khruschchev seperti : Malenkov, Kaganovich dan Molotov.
Dalam pemerintahannya, Brezhnev bersikap hati-hati dan konservatif dan membawa dia ke dalam puncak kekuasaan namun sikap Brezhnev inilah nantinya yang justru lebih menjatuhkan wibawa uni soviet tak hanya di mata rakyatnya sendri tetapi juga di dunia internasional. Periode ini ditandai dengan berbagai stagnisasi di bidang ekonomi, politik dan menguatnya semangat oposisi di kalangan masyarakat.
Pada tahun-tahun terakhir kepemimpinan Brezhnev, Uni soviet mengalami kemerosotan. Kemerosotan itu tampak pada semua bidang. Tingkat pertumbuhan yang menurun terutama merupakan akibat merosotnya produktivitas sumber daya. Pada era Brezhnev berbagai terobosan inovasi dan produk baru serta teknologi proses dan pemakainnya yang sukses, Cuma sedikit. Kemerosotan ekonomi terjadi akibat korupsi dan bobroknya birokrasi seta budaya politik yang makin monolitik semakin memperkuat apatisme masyarakat. Menurunnya tingkat kesejahteraan yang tajam semakin memperuncing konflik-konflik yang tumbuh di dalam negeri.
Setelah Brezhnev wafat pada 1982; para pengganti langsungnya, yang dipilih melalui kesepakatan di kalangan pejabat pucak partai, adalah pria tua yang menjabat hanya untuk waktu yang singkat. Mantan kepala  KGB Yuri Andropov (berusia 68 tahun). Yuri Andropov tidak bertahan lama karena ia wafat pada tahun 1984. Kemudia dia digantikan oleh Konstantin Chernenko, seorang pria dari generasi Brezhne. Namun ia juga memerintah hanya sebentr setahun kemudian pada tahun 1985 ia wafat.  Setelah kematian Chernenko Maret 1985 Majelis Tinggi Uni Soviet memilih seorang tokoh muda yang nantinya akan membawa pengaruh besar bagi kehidupan, tak hanya bagi warga soviet tetapi juga seluruh umat manusia. Dia adalah Mikhail Gorbachev, tokoh paling muda yang pernah memimpin partai komunis dalam sejarah Uni soviet. Mikhail Gorbachev mengambil alih, mewakili kelompok usia yang lebih muda dan lebih berpengetahuan luas. Para anggota kelompok ini memulai karirer mereka di masa-masa yang lebih tenang setelah kematian stalin.
Kebijakan ekstrem Gorbachev
Mikhail Gorbachev sadar betul bahwa terjadi masalah-masalah di dalam negerinya dan ia ingin sekali memperbaikinya. Ia memahami betul permasalahan ekonomi yang terus memburuk sebagai warisan kepimpinan sebelumnya. Stagnasi ekonomi akibat pemborosan dan rendahnya produktivitas, memerlukan satu penangan yang mendasar. Masalah sosial politik dalam negeri merupakan timbunan persoalan akibat sistem represif, telah membawa negara ini ke jurang kehancuran. Selain itu untuk mempertahankan pengaruh Uni Soviet, rela mengorbankan kekuatan ekonominya. Berbagai misi miliiter dikirim ke negara-negara ke seluruh pelosok dunia. Terdapat juga perlombaan senjata nuklir yang membahayakan umat manusia.
Permasalahan domestik maupun internasional yang harus dihadapi oleh Mikhail Gorbachev inilah yang harus dihadapi dan dipecahkan. Hal pertama yang dilakukannya dalah memaklumkan diselanggarakannya sebuah kurs (kebijakan) reformis yang kemudia dikenal dengan Perestorika (restrukturisasi). Sebagai penggerak Perestorika diangkat juga semboyan: “Demokratiya”(demokrasi) dan “Glasnost” (keterbukaan).
Perestorika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi (zastoy) dan kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan (uskorenie) yang efektif bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan perluasan keterbukaan. Pada dasarnya Perestorika adalah proses yang ditujukan untuk memperbaiki dan mempeharui struktur pemerintahan dan masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat sistem sosialisme. Tujuan akhir ini dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki masyarakat Soviet secara politik, ekonomi dan moral.
Kebijakan dari Mikhail Gorbachev menimbulkan pro dan kontra namun Mikhail Gorbachev dengan kualitas kepimpinannya dapat menghadapi penentang perestroika.
Bidang ekonomi
Pemerintahan melakukan perluasan idependensi perusahaan-perusahaan negara,serta memperkuat perkembangan sektor koperasi. Pada musim panas tahun 1990 pemerintah memperbolehkan sistem kepemilikan pribadi dan privitasi. Dimulailah “Ekonomi Pasar” di mana salah satu program yang cukup terkenal “Program 500 hari”. Namun langkah tersebut tidak dapat memperbaiki keadaan, justru menambah beban hidup dan kecemasan di masyarakat.
Bidang Budaya
Glasnost dan demokratisasi membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan intelektual dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang bersifat ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi.
Penikmat sastra juga berkesempatan membaca karya-karya Aleksandr Solzhenitsyn, Boris Pasternak, Losif Brodsky, Isak Babel, Sergei Bulgakov, Andrei Platonov dan karya-karya satrawan Rusia lainnya yang selama ini ‘diharamkan’ di Uni Soviet. Ruang gerak para seniman avant-grade kembali dibuka. Dunia perfilman pun tak kalah menggeliat. Musik rock yang sebelumnya ditabukan dan dianggap sebagai musik kapitalis mengalami perkembangan di kalangan kaum muda rusia.
Kehidupan spiritual keagamaan merupakan salah satu yang tersentuh angin keterbukaan yang dihembuskan lewat Glasnost dan Perestroika. Terjadinya restorasi tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat suci berbagai agama.
Bidang Politik
Glasnost (keterbukaan) dan Demokratizatsiya (demokratisasi). Pemikiran Politik Baru termasuk inisiatif diakhirinya Perang Dingin.
Glasnost (keterbukaan) berasal dari kata ‘golos’ yang artinya suara. Ini mengisyaratkan bahwa pembungkaman yang tersistemasi selama tujuh dasarwasa telah mengakibatkan tidak terakomodasinya partisipasi publik dalam proses kehidupan politik dan sosial. Glasnost (keterbukaan) memungkinkan masyarakat Soviet mengetahui tak hanya sisi baik, tapi juga sisi buruk masyarakat Soviet.
Gorbachev (1988) tentang Glasnost (keterbukaan) menyatakan, “Kita berusaha mencapai keterbukaan yang lebih besar dalam semua aspek kehidupan masyarakat.
Kebijakan Luar negeri
Arah kebijakan baru Uni Soviet di bawah Gorbachev ini tentu membawa angin segar bagi hubungan Uni Soviet dengan negara-nergara Barat dan As. Uni Soviet yang selama ini dianggap sebagai “imperium Setan”, dianggap telah memunculkan wajah baru yang ramah pada masa kepimpinan Gorbachev. Dengan adanya memperbaiki hubungan dengan lawan politik Perang Dingin ini dapat mengurangi ketegangan antara hubungan antara dua kekuatan adidaya yang menguasai dunia secara tidak langsung pasca Perang Dunia II. Namun di sisi lain, porsi perhatian Moskow terhadap sekutu tradisional yang tergabung dalam Pakta Warshawa menjadi berkurang.
Berakhirnya Perang Dingin dan Pecahnya Uni Soviet
Gorbachev berhasil meredakan ketegangan internasional. Dalam semangat glasnost, dia mengajui dengan terus terang bahwa prospek yang merugikab ekonomi negerinya memaksa dia menyokong bukan hanya “hubungan-hubungan internasional yang normal” tetapi juga penghentian perlombaan senjata.
Contohnya, Dia pergi ke luar negeri dengan berpakaian pria Barar, emegrasi orang Yahudi diringankan; perusahaan-perusahaan asing diundang untuk merangsang ekonomi soviet. Pada tahun 1988, Gorbachev menarik tentara Uni Soviet dari Afganistan dan mengakui pada invansi pada tahun 1979 adalah sebuah kesalahan.
Pada tahun 1989, Prestroika dan glasnost menyebar di kalangan masyarakat Eropa Barat yang membenci dominasi Uni Soviet. Selama tahun 1989 dan 1990, diseluruh Eropa Timur rakyat memperlibatkan kebencian mereka kepada kepemimpinan Komunis dan menuntut pembaharuan demokratis.
Kebijakan Glasnost dan Perestroika yang dijalankan pemerintah Gorbachev ternyata membawa pengaruh bagi semakin menguatnya gerakan separatisme, akibat semangat keterbukaan dan demokratisasi yang menjadi inti dari kebijakan tersebut. Berbagai konflik antaretnis yang selama ini bersembunyi, mulai muncul menjadi konflik terbuka.
Ketidakmampuan pemerintah pusat dalam menangani masalah ekonomi juga semakin mendorong ketidakpuasaan di republik-republik konstituen Uni Soviet. Ketidakpuasaan ini pada gilirannya mendorong munculnya kekuataan oposisi setempat yang mulai menyerukan ide-ide separatisme.
Situasi yang krusial ini dipahami oleh pemimpinan Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Untuk mengatasi kehancuran yang mungkin terjadi Gorbachev mengundnag para pemimpin republik Soviet dalam pertemuan di Novo-Ogaryov.
Pada tanggal 19 Agustus disiarkan “Maklumat Pemimpin Uni Soviet” yang mengumumkan tentang pemberhentian Mikhail Gorbachev dari jabatan Presiden karena alasan kesehatan dan penyerahan mandat kepada Wapres Gennady Yanaev, serta dibentuknya Komite Negara untuk Keadaan Darurat (GKCP) dan pengumuman keadaan darurat di daerah-daerah.
Pada tanggal 21 agustus terjadi bentrokan antara demonstran pro-Yelstin dan tentara pendukung kudeta. Setelah jatuhnya korban di pusat kota Moskow itu kekuatan kudeta dapat dipatahkan. Kekuatan kudeta dapat dipatahkan namun disentegrasi dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat terus berlanjut.
Tanggal 8 Desember beberapa pemimpin republik mengadakan pertemuan rahasia tanpa mengundang Gorbachev. Pemimpin ketiga negara bagian yakni: Boris Yeltsin (RSFSR), Leonid Kravchuk (Ukraina SSR) dan S. Shushkevich (Belarus SSR) mengumumkan berakhirnya Uni Soviet dan negara-negara bekas konstituennya membentuk apa yang disebut Sodruzhestvo (Persemakmuran Negara-Negara Merdeka).
Tanggal 24 Desember 1991 Mikhail Gorbachev secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Uni Soviet dan secara otomotis mengakhiri eksistensi Uni Soviet. Revolusi yang terjadi akhir dekade abad XX telah membawa kehancuran Uni Soviet yang telah dibangun selama lebih kurang tujuh dasarwasa.
Uni Soviet runtuh, menyisakan kepingan-kepingan negara-negara berdaulat. Rusia bersama republik lainnya (minus negara-negara Baltik) bekas raksasa komunis ini membentuk sebuah “uni” baru dengan hubungan yang lebih longgar yang menjamin kedaulatan masing-masing.
Dengan ini Uni Soviet telah runtuh sebagai kekuatan utama di dalam urusan-urusan dunia. Kini negara adikuasa hanya ada satu, Amerika.
Sumber :
Padma Desai. 1990. Perestroika Dalam Perspektif : strategi dan dilema Gorbachev. Jakarta; Grafiti.
Perry,Marvin. 2013. Peradaban Barat : Dari Revolusi Perancis hingga Zaman Global. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Fahrurodji.A. 2005.Rusia menuju Demokrasi: pengantar sejarah dan latar belakang budaya nya; pengantar; Rahmat Witoelar;Edisi I. Jakarta: Yayasan Obor.

Tidak ada komentar: