- Stated Preference (SP)
Teknik Stated Preference (SP) diperkenalkan pertamakali dalam penelitian transportasi oleh Davidson, J.D. (1973). Istilah stated preference yang digunakan dalam penelitian transportasi mengacu kepada semua bentuk metoda berdasarkan studi respon individu terhadap suatu hipotesa satu atau lebih alternatif perjalanan yang secara umum didefinisikan dalam bentuk kombinasi beberapa atribut. Beberapa variasi teknik SP telah dilakukan dalam penelitian antara lain dalam hal jumlah atribut, cara penampilan kuisioner, dan dalam hal cara responden menyampaikan responnya.
2. TEKNIK STATED PREFERENCE
Teknik stated preference (SP) merupakan pendekatan terhadap responden untuk mengetahui respon mereka terhadap situasi yang berbeda. Misalnya terjadi peningkatan
pelayanan salah satu moda transportasi, bagaimana respon masyarakat terhadap moda tersebut relatif terhadap moda lainnya atau jika terjadi peningkatan pelayanan moda transportasi, tetapi juga diiringi dengan peningkatan ongkos moda tersebut. Teknik ini juga bermanfaat dalam tinjauan pasar untuk penerapan suatu teknologi transportasi yang sama sekali baru.
pelayanan salah satu moda transportasi, bagaimana respon masyarakat terhadap moda tersebut relatif terhadap moda lainnya atau jika terjadi peningkatan pelayanan moda transportasi, tetapi juga diiringi dengan peningkatan ongkos moda tersebut. Teknik ini juga bermanfaat dalam tinjauan pasar untuk penerapan suatu teknologi transportasi yang sama sekali baru.
Pada teknik SP ini, peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesa. Masing-masing individu ditanya tentang responnya jika mereka dihadapkan kepada situasi yang diberikan dalam keadaan yang sebenarnya (bagaimana preferensinya terhadap pilihan yang ditawarkan). Teknik ini digunakan dalam merancang eksperimen berbentuk serangkaian alternatif situasi tersebut. Rancangan pilihan dan penyajian SP setidaknya memiliki 3 langkah penting yaitu :
a. Menseleksi level atribut dan kombinasi yang terjadi pada masing-masing alternatif (design experimental)
b. Desain penyajian alternatif.
c. Spesifikasi pilihan yang diperoleh dari responden.
a. Menseleksi level atribut dan kombinasi yang terjadi pada masing-masing alternatif (design experimental)
b. Desain penyajian alternatif.
c. Spesifikasi pilihan yang diperoleh dari responden.
Jika jumlah atribut (a) masing-masing distratifikasi kedalam (n) level, maka diperlukan (na) kombinasi pilihan. Desain seperti ini disebut faktorial penuh (full factorial). Bila terdapat banyak atribut dan level stratifikasi yang di pertimbangkan, maka akan menghasilkan kombinasi yang sangat banyak yang dapat membuat responden bosan. Untuk mengurangi jumlah pilihan ini, dapat dilakukan beberapa hal, salah satunya yang paling banyak dipakai adalah dengan menggunakan desain faktorial sebagian (fractional factorial). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua/sebagian variabel yang saling berinteraksi dapat diabaikan.
Preferensi responden dapat dikuantifikasi dengan cara sebagai berikut :
a. Respon berdasarkan rangking
Pendekatan ini menampilkan semua pilihan sekaligus kepada responden, kemudian mereka diminta mengurutkan sesuai pilihannya yang dapat menunjukkan tingkatan utilitas pilihan tersebut. Hal yang menarik dari pendekatan ini adalah bahwa semua pilihan disajikan secara bersamaan. Namun perlu dipertimbangkan bahwa jumlah alternatif yang terlalu banyak dapat membuat responden lelah dan asal jawab.
b. Respon berdasarkan rating
Pada teknik rating ini, responden diminta menunjukkan tingkat kesukaannya (degree of preference) terhadap pilihan yang ada dengan menggunakan skala tertentu. Misalnya skala 1 – 10 dimana 1 = menunjukkan sangat tidak disukai, 5 = sama saja dan 10 sangat disukai. Respon selanjutnya dianalisa dengan menggunakan operasi aritmetik biasa (hitungan rata-rata, rasio, dsb). Untuk dua pilihan A atau B, Respon bisa juga diekspresikan dalam bentuk pilihan 1 – 5 dimana 1= pasti memilih A, 2 = mungkin memilih A, 3 = tidak tahu, 4 = mungkin memilih B dan 5 = pasti memilih B. Kelima pilihan ini kemudian ditransformasikan kedalam bentuk probabilitas (misal skor 1 = 0,1, skor 3 = 0,5 dan skor 5 = 0,9) yang akan digunakan untuk menyusun model regresi linear berganda. Hal ini telah dilakukan oleh Yosritzal et.al. (2001) dalam penelitian tingkat kebutuhan taksi di Bandung.
c. Respon berupa pilihan
Responden diminta menentukan pilihannya terhadap beberapa alternatif pilihan yang tersedia. Pilihan ini dapat juga diperluas dalam bentuk skala rating. Agar lebih sesuai dengan kenyataan, biasanya ditambahkan opsi “tidak satupun dari pilihan diatas” untuk menghindari pemaksaan pilihan.
a. Respon berdasarkan rangking
Pendekatan ini menampilkan semua pilihan sekaligus kepada responden, kemudian mereka diminta mengurutkan sesuai pilihannya yang dapat menunjukkan tingkatan utilitas pilihan tersebut. Hal yang menarik dari pendekatan ini adalah bahwa semua pilihan disajikan secara bersamaan. Namun perlu dipertimbangkan bahwa jumlah alternatif yang terlalu banyak dapat membuat responden lelah dan asal jawab.
b. Respon berdasarkan rating
Pada teknik rating ini, responden diminta menunjukkan tingkat kesukaannya (degree of preference) terhadap pilihan yang ada dengan menggunakan skala tertentu. Misalnya skala 1 – 10 dimana 1 = menunjukkan sangat tidak disukai, 5 = sama saja dan 10 sangat disukai. Respon selanjutnya dianalisa dengan menggunakan operasi aritmetik biasa (hitungan rata-rata, rasio, dsb). Untuk dua pilihan A atau B, Respon bisa juga diekspresikan dalam bentuk pilihan 1 – 5 dimana 1= pasti memilih A, 2 = mungkin memilih A, 3 = tidak tahu, 4 = mungkin memilih B dan 5 = pasti memilih B. Kelima pilihan ini kemudian ditransformasikan kedalam bentuk probabilitas (misal skor 1 = 0,1, skor 3 = 0,5 dan skor 5 = 0,9) yang akan digunakan untuk menyusun model regresi linear berganda. Hal ini telah dilakukan oleh Yosritzal et.al. (2001) dalam penelitian tingkat kebutuhan taksi di Bandung.
c. Respon berupa pilihan
Responden diminta menentukan pilihannya terhadap beberapa alternatif pilihan yang tersedia. Pilihan ini dapat juga diperluas dalam bentuk skala rating. Agar lebih sesuai dengan kenyataan, biasanya ditambahkan opsi “tidak satupun dari pilihan diatas” untuk menghindari pemaksaan pilihan.
Sifat utama dari teknik stated preference adalah sebagai berikut :
a. Stated Preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa.
b. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai ‘paket’ dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway dan lain-lain.
c. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi; ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design).
d. Alat interview (kuesioner) harus memberikan alternatif hipotesa yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal.
e. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan melakukan rangking, rating dan pilihan pendapat terbaiknya dari sepasang atau sekelompok pernyataan.
f. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relatif) pada setiap atribut.
a. Stated Preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa.
b. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai ‘paket’ dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway dan lain-lain.
c. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi; ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design).
d. Alat interview (kuesioner) harus memberikan alternatif hipotesa yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal.
e. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan melakukan rangking, rating dan pilihan pendapat terbaiknya dari sepasang atau sekelompok pernyataan.
f. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relatif) pada setiap atribut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar